“Berhibur Tiada salahnya Karena Hiburan Itu Indah
Hanya pa bila salah memilihnya, membuat kita jadi bersalah”
(Nasyid Raihan)
Bagi
pecinta nasyid, Anda tentu hapal dengan syair di atas yang dibawakan
oleh group Nasyid Raihan. Musik memang banyak disukai oleh setiap orang.
Dengan musik kita menjadi senang dan terhibur. Musik juga membawa
kebahagiaan bagi yang mendengarkan. Namun, apa yang salah dengan musik
tersebut. Kenapa sebagian ulama melarang dan sebahagian lagi
memperbolehkan.Mari kita diskusikan tentang musik dalam pandangan Islam.
Pada
dasarnya Islam itu mencintai keindahan. Dalam musik terdapat keindahan,
kreatifitas dan seni hidup yang dapat menghibur sehingga menjadi budaya
dalam masyarakat. Sebelum datangnya Islam. Kaum jahiliyahpun suka
berpesta. Menggelar musik setiap hari. Sampai datangnya Islam, musik
tidak dihilangkan akan tetapi dibenahi. Mana yang boleh, mana yang
tidak.
Kalau
kita lihat kondisi saat ini, musik adalah salah satu cara untuk
menyihir kaum muda-mudi yang masih labil. Jika ada pertunjukan musik,
konser, dan band pasti ramai dengan penonton. Bahkan penuh sesak. Ada
yang rela mengeluarkan uang ratusan ribu sampai jutaan. Demi hobi yang
satu ini. Ada juga yang histeris ketika mendengar alunan musik sang
idolanya. Berteriak-teriak dan seolah-olah seperti pemujaan. Mereka
mencintai musik sudah seperti orang kesetanan sampai-sampai seluruh gaya
para idolanyanya dijiplak habis, mulai dari cara berpakaian dan gaya
hidup. Yang lebih parah lagi adalah para remaja yang mengikuti kebiasaan
buruk idolanya yang suka minum-minuman keras dan memakai ekstasi. Jika
seperti ini efek musik yang dimunculkan sudah jelas Islam sangat
mewanti-wanti bahwa musik tersebut di larang.
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda: “Kelak akan ada dari
umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan
musik.” (HR. Bukhari dan Abu Daud)
Allah
Ta’ala berfirman: “Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan
lahwul hadits untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa
pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu bahan olok-olokan.” (Qs.
Luqman: 6)
Jika
memahami hadist dan ayat al-qur’an yang membahas tentang musik sudah
dapat dipastikan bahwa ada kekhawatiran dari orang-orang yang
mendengarkan musik terlena dengan perintah Allah. Musik yang memberikan
banyak mudharat inilah yang tentunya diharamkan oleh Islam. Bahkan musik
yang sampai membuat manusia menjadi musyrik kepada Allah SWT.
Saat
ini musik yang berkembang di negeri ini kebanyakan musik yang
memberikan mudharat dari pada manfaat. Bahkan baru-baru ini ada beberapa
artis musik yang menjadi sorotan baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Musik yang dibawa bukan saja syairnya yang tidak mendidik,
ditambah dengan goyangan erotis para artisnya, seperti artis trio macam
dan Lady Gaga. Kemudian ditambah lagi dengan gaya berpakaiannya yang
seronok untuk menarik simpati para penonton. Apakah musik seperti ini
yang mendidik masyarakat. Tentunya tidak. Dengan alasan inilah kenapa
sebagian para ulama mengharamkan musik.
Terkadang
sangat ironi sekali, ketika mereka yang mendukung para artis tersebut
dengan dalih menjunjung tinggi nilai seni budaya. Nilai estetika.
Namun,lupa nilai seni budaya dan estetika seperti apakah yang diharapkan
dalam Islam? Lalu bagaimana Islam memandang musik Islami, seperti
Nasyid, dan Rebana? Mari kita simak hadist berikut ini;
Berdasarkan
hadits A’isyah: “Suatu ketika Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masuk
ke bilik ‘Aisyah, sedang di sisinya ada dua orang hamba sahaya wanita
yang masing-masing memukul rebana (dalam riwayat lain ia berkata: “… dan
di sisi saya terdapat dua orang hamba sahaya yang sedang menyanyi.”),
lalu Abu Bakar mencegah keduanya. Tetapi Rasulullah malah bersabda:
“Biarkanlah mereka karena sesungguhnya masing-masing kaum memiliki hari
raya, sedangkan hari raya kita adalah pada hari ini.” (HR. Bukhari)
Dari
hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dapat dipahami bahwa musik
seperti ini diperbolehkan. Sebagian ulama mengatakan bahwa Nabi
membolehkan musik ini dikarenakan mengandung puji-pujian kepada Allah
SWT.
Sumber
semoga kita termasuk golongan yang bisa menjalankan sunnah nabi.
BalasHapus