أهلاً وسهلاً

Takut Jadi Tukang Bakso

Share on :

Sebuah pengajian yang amat khusyuk di sebuah masjid kaum terpelajar, malam
itu, mendadak terganggu oleh suara dari seorang tukang bakso yang
membunyikan piring dengan sendoknya. Pak Ustad sedang menerangkan makna
khauf, tapi bunyi ting-ting-ting-ting yang berulang-ulang itu sungguh
mengganggu konsentrasi anak-anak muda calon ulil albab yang pikirannya
sedang bekerja

keras.
Apakah ia berpikir bahwa kita berkumpul di masjid ini untuk berpesta
bakso!" gerutu seseorang.
Bukan sekali dua kali ini dia mengacau!" tambah lain-nya, dan disambung
"Ya, ya, betul!"
Jangan marah, ikhwan," seseorang berusaha meredakan kegelisahan, "ia
sekadar mencari makan..."
Jangan-jangan sengaja ia berbuat begitu! Jangan-jangan ia minan-nashara!"
sebuah suara keras.
Tapi sebelum takmir masjid bertindak sesuatu, terdengar suara Pak Ustad
juga mengeras: "Khauf, rasa takut, ada beribu-ribu maknanya. Manusia belum
akan mencapai khauf ilallah selama ia masih takut kepada hal-hal kecil
dalam hidupnya. Allah itu Mahabesar, maka barangsiapa takut hanya
kepada-Nya, yang lain-lain menjadi kecil adanya."
Tak usah menghitung dulu ketakutan terhadap kekuasaan sebuah rezim atau
peluru militerisme politik. Cobalah berhitung dulu dengan tukang bakso.
Beranikah Anda semua, kaum terpelajar yang tinggi derajatnya di mata
masyarakat, beranikah Anda menjadi tukang bakso? Anda tidak takut menjadi
sarjana, memperoleh pekerjaan dengan gaji besar, memasuki rumah tangga
dengan rumah dan mobil yang bergengsi: tapi tidak takutkah Anda untuk
menjadi tukang bakso? Yakni kalau pada suatu saat kelak pada Anda tak ada
jalan lain dalam hidup ini kecuali menjadi tukang bakso?
Cobalah wawancarai hati Anda sekarang ini, takutkah atau tidak?
Ingatlah bahwa tak seorang tukang bakso pun pernah takut menjadi tukang
bakso. Apakah Anda merasa lebih pemberani dibanding tukang bakso? Karena
pasti para tukang bakso memiliki keberanian juga untuk menjadi sarjana
dan orang besar seperti Anda semua."
Suasana menjadi senyap. Suara ting-ting-ting-ting dari jalan di sisi
halaman masjid menusuk-nusuk hati para peserta pengajian.
Kita memerlukan baca istighfar lebih dari seribu kali dalam sehari," Pak
Ustadz melanjutkan, "karena kita masih tergolong orang-orang yang ditawan
oleh rasa takut terhadap apa yang kita anggap derajad rendah, takut tak
memperoleh pekerjaan di sebuah kantor, takut miskin, takut tak punya
jabatan, takut tak bisa menghibur istri dan mertua, dan kelak takut
dipecat, takut tak naik pangkat...
masyaallah, sungguh kita masih termasuk golongan orang-orang yang belum
sanggup menomorsatukan Allah !"
 
http://www.facebook.com/pages/Rohis-AL-FIKRI-Forum-Ishlah-dan-Komunikasi-Remaja-Islam/261608477215515

1 komentar:

  1. http://www.caknun.com/cermin/syair-tukang-bakso/

    ini sumber aslinya mas :)

    BalasHapus

 
backlink
Kostenlose Backlink Austausch
Backlinks Generator Gratis
seo referers
Belajar Bisnis Online Untuk Pemula
Backlink Lists|Free Backlinks